Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalani kehidupan ini kita tidak akan pernah terlepas dari komunikasi, karena kita merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dengan berkomunikasi kehidupan kita dapat lebih mudah dan memiliki dinamika.
Menurut Himstreet dan Baty dalam
bussines comunication: principles and methods, komunikasi adalah suatu proses
pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim),
baik dengan simbol-simbol, signal-signal baik perilaku atau tindakan, sementara
itu menurut Bofee, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan
pesan.
Pada umumnya pengertian komunikasi
ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya
dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan
oleh seseorang melalui lisan, tulisan, maupun signal-signal nonverbal.
Dalam bidang apapun komunikasi
mutlak diperlukan. Didalam dunia praktis, juga dikenal komunikasi antar
pribadi, komunikasi lintas budaya dan komunikasi bisnis. Terdapat beberapa
alasan mengapa komunikasi terjadi di dalam organisasi. Salah satu tujuan
komunikasi adalah memberikan informasi kepada para klien, kolega, bawahan dan
penyelia (supervisor). Sedangkan tujuan lainnya adalah diberi informasi.
Perilaku dibedakan berdasarkan memberikan dan diberi informasi. Setiap interaksi
komunikasi menyediakan data yang lebih banyak mengenai orang-orang dan dirinya
sendiri. Potensi produktivitas dalam organisasi bisnis akan meningkat bila
memiliki informasi yang diperlukan. Masyarakat akan cenderung merasa lebih baik
mengenai diri mereka sendiri jika mereka diberi informasi dengan baik dan diberi
jalan masuk untuk menuju informasi tersebut, jalan masuk informasi adalah
bagian dari keadaan percaya dan rasa aman. Lebih jauh lagi, komunikasi
bertujuan untuk menpengaruhi orang lain. komunikasi berguna untuk merangsang
minat, mengurangi permusuhan, dan menggerakan masyarakat untuk melakukan suatu
tugas atau mendidik perilaku.
Memasuki millenium baru, dunia usaha banyak
menghadapi masalah kompleks. Bukan saja karena cakupan bisnisnya yang semakin
beragam, melainkan juga karena skala bisnis sudah menjadi problem yang
sangat luas. Sejumlah ahli mengatakan bisnis sudah menjadi masalah global.
Mengapa sampai demikian? Pertama, karena semakin pesatnya kemajuan di
bidang sains dan teknologi, sehingga merangsang terciptanya sistem dan proses
produksi yang efisien. Produksi barang dan jasa sudah melampaui batas kebutuhan
pasar dalam negeri, sehingga perlu di ekspor.
Kedua, karena teknologi telah mempercepat pembangunan sarana dan
prasarana transportasi, sehingga mobilitas sosial menjadi semakin cepat dan
tinggi. Ketiga, bersamaan dengan itu, kemajuan di bidang transformasi
informasi (komunikasi) juga berlangsung sangat pesat, sehingga informasi
tentang keadaan tertentu dapat disampaikan tanpa tergantung pada jarak
geografis. Bukan itu saja, kemajuan di bidang komunikasi (media massa) telah
mempengaruhi pola-pola bisnis antarmanusia.
Fenomena inilah yang menyadarkan banyak orang betapa pentingnya
memahami gejala komunikasi dalam rangka memahami gejala bisnis.
Jika kita melihat bisnis
dan komunikasi sebagai sama-sama suatu proses sosial, kita akan sampai pada
kesimpulan bahwa komunikasi adalah bisnis dan sebaliknya, bisnis adalah
komunikasi. Artinya, pada tingkatan gejala (fenomena), antara komunikasi dan
bisnis merupakan gejala yang terintegrasi. Tidak bisa dipisah-pisahkan.
Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai kegiatannya dengan
melakukan proses produksi. Lebih jelasnya bisa dijelaskan sebagai berikut: dalam
komunikasi, yang diproduksi dinamakan informasi; sedangkan dalam bisnis, yang
diproduksi adalah barang dan jasa. Dalam konteks tertentu, informasi juga
termasuk barang dan jasa. Misalnya : informasi lewat surat kabar, majalah,
televisi, dll. Kemudian, bisnis dan komunikasi menyampaikan produk
tersebut kepada pihak lain. Dalam komunikasi, pihak lain bisa disebut communicator, audience, destination,
dst. Sementara dalam kegiatan bisnis pihak lain sering disebut konsumen, klien, buyer,
dst. Komunikasi dan bisnis sama-sama menimbulkan reaksi tertentu dan
mempunyai hambatan-hambatan yang spesifik.
Dengan cara berpikir di atas, kita akan berusaha menjelajahi
kajian-kajian yang relevan tentang hubungan bisnis dengan komunikasi. Ada tiga
kajian yang bisa kita telaah: kajian tentang kegiatan bisnis dari perspektif
komunikasi. Bagaimana sudut pandangan komunikasi menerangkan gejala bisnis.
Kajian tentang kegiatan komunikasi dari perspektif bisnis. Bagaimana sudut
pandang bisnis dalam menerangkan kegiatan komunikasi. Atau, secara sederhana,
komunikasi sebagai bisnis. Kajian tentang faktor-faktor eksternal dari keduanya
yang turut terlibat dalam proses komunikasi maupun bisnis.
Komunikasi dalam organisasi bisnis
bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, pendapat tersebut
tidak dapat dibantah karena semakin tinggi kedudukan seseorang dalam bisnis,
dirinya akan semakin bergantung kepada keahlian seseorang dalam membuat
keputusan dan memecahkan masalah untuk suatu keberhasilan. Menurut Yulk (1981),
keahlian teknis seringkali lebih penting bagi para menejer tingkat rendah,
walaupun tampaknya para menejer tingkat menengah menggunakan keahlian teknis
dan konsepsi. Menurutnya, keahlian konsepsi (dalam pembuatan keputusan secara
strategis) paling sering digunakan para manager tingkat atas.
Komunikasi bisnis adalah komunikasi
yang digunakan dalam dunia bisnis mencakup berbagai macam bentuk komunikasi
baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Komunikator yang efektif tentu saja
memiliki beberapa alat komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu
bagaimana menempatkan kata yang membentuk suatu arti, bagaimana mengubah
situasi menjadi lebih menarik dan menggairahkan, bagaimana mengajak peserta
untuk ikut aktif diskusi, bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupakan
suasana, bagaimana menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, dan
apakah pesan akan disampaikan memalui tulisan (written) atau lisan (oral).
Mereka juga memperkuat kata-kata mereka dengan gerak isyarat dan tindakan.
Pada dasarnya ada dua bentuk
komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia bisnis dan non bisnis yaitu
komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang disampaikan yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan
(written) dan lisan (oral). Mengirimkan sesuatu kepada seseorang,
berbiuncang-bincang atau mengobrol dengan teman, atau mempresentasikan makalah
dalam suatu acara seminar, membaca surat kabar, majalah jurnal, mendengar
radio, menonton televisi dan sejenisnya, merupakan contoh bentuk-bentuk
komunikasi verbal. Komunikasi verbal dibutuhkan dalam mengungkapakan kejadian
masa lalu, ide atau abstraksi yang perlu diungkapkan secara sempurna.
Bentuk komunikasi yang paling
mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori
antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan
gerakan-gerakan tubuh, atau lebih dikenal dengan bahasa isyarat (body language)
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. salah satu contohnya adalah
ketika seseorang menggelengkan kepala ini dapat menunjukan sikap menolak dalam
komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai
macam perasaan orang, baik rasa senang, benci, dan berbagai macam perasaan
lainnya.
Pentingnya komunikasi nonverbal,
komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi
verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal sangat penting terutama untuk
menyampaikan perasaan dan emosi. Kebaikan komunikasi nonverbal adalah kesahihannya
(reliabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan gerak
tubuh (bahasa isyarat).
Dengan memperhatikan isyarat
nonverbal, seseorang dapat mendeteksi kecurangan, atau menegaskan kejujuran
pembicara. Maka, tidaklah mengherankan bila seseorang lebih percaya pada
pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan
yang disampaikan melalui isyarat verbal. Seseorang dapat saja menutup-nutupi
kecurangan dengan isyarat verbal (seperti tulisan). Namun, ia tidak dapat
sepenuhnya menutup apa yang sedang terjadi pada dirinya karena hal itu
tercermin dalam ekspresi wajahnya. Manakala wajah seseorang murung atau
cemberut, maka dapat diduga bahwa dia sedang menghadapi suatu masalah, mungkin
masalah pribadi, keluarga atau lainnya.
Komunikasi nonverbal penting
artinya bagi pengirim dan penerima
pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan
tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audience juga dapat menangkap artinya dengan
cepat.
Begitu juga terjadi pada bidang
bisnis, seorang pengusaha tentu tidak akan memasarkan produk dengan kondisi
emosional, maupun tampilan fisik yang sembrono.
Sebisa mungkin ketika memasarkan, atau mendistribusikan barang atau jasa yang
kita tawarkan kita melakukan komunikasi nonverbal maupun verbal dengan baik.
Konsumen tidak hanya melihat pelayanan suatu produk barang atau jasa dilihat
dari barangnya saja tetapi juga bagaimana si produsen menyampaikan atau tatkala
memberikan pelayanan menyangkut produk yang dipasarkan. Dengan mimik muka yang
bersahabat, tutur kata yang sopan, dan gerak tubuh yang pantas tentu akan dapat
mewakili ungkapan positif bagi konsumen, daripada produsen yang memiliki
komunikasi verbal hebat namun tidak diimbangi dengan kemampuan komunikasi
nonverbal yang mumpuni.
Konsep diri yang positif merupakan
hal penting dalam suatu komunikasi bisnis yang berhasil. Apa yang anda katakan
kepada diri anda mengenai diri anda sendiri (komunikasi intrapesona) akan
meningkatkan atau mengurangi konsep diri anda. Umpan balik yang datang dari
orang lain dapat dirasakan sebagai suatu hal yang positif maupun negatif.
Komunikasi tidak berjalan secara
sendiri namun terdapat suatu proses. Menurut Courtland L. Bovee dan John V.
Thil proses komunikasi dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu pengirim
mempunyai suatu ide atau gagasan, ide diubah menjadi suatu pesan, pemindahan
pesan, penerima menerima pesan, dan penerima memberi tanggapan dan mengirim
umpan balik kepada pengirim.
Kelima tahapan ini tentu sangat
berpengaruh terhadap progres bisnis suatu individu maupun perusahaan. Bahkan fakta menunjukkan begitu banyak kerugian
bisnis yang dipicu sebab-sebab yang terkait masalah komunikasi. Kerugian bisnis
tersebut dipicu dari pemilihan strategi komunikasi yang tidak tepat. Karena di
era globalisasi dimana informasi sudah sangat sulit dibendung komunikasi
merupakan salah satu kunci keberhasilah suatu usaha. Siapa yang mampu
mengkomunikasikan dengan baik perusahaannya dia akan mampu bertahan dalam dunia
bisnis.
Komunikasi meliputi 5
unsur, kemudian dikenal dengan formula 5W + 1H, yakni komunikator, pesan, media,
komunikan, dan efek. Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar
komunikasi. Karena seorang komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat
komunikasi yang menunjang dalam menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana
cara menempatkan kata dalam suatu komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa
menarik minat dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak peserta untuk
ikut aktif dalam berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi. Adapun teknik-teknik
komunikasi meliputi komunikasi
informatif (informative communication), komunikasi persuasif (persuasive
communication), komunikasi instruktif/ koersif (instructive/ coersive
communication), dan hubungan manusiawi (human relation).
Seperti
yang telah diketahui bersama bahwa pada
dasarnya komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari
Komunikator ke Komunikan melalui saluran/media dengan harapan mendapatkan umpan
balik dan dalam kaitannya dengan komunikasi bisnis
jelas umpan balik yang diharapkan adalah umpan balik yang positif berupa
ditindak lanjutinya rencana usaha kita, penerimaan yang baik dari konsumen,
ataupun terbentuknya sebuah kerjasama bisnis yang menguntungkan.
Komunikasi
yang efektif menurut Mechribian dan Ferris tidak terletak dari kata-kata, melainkan 55%
bahasa tubuh, 38% nada suara, dan sisanya yang hanya memiliki prosentasi
sebesar 7% merupakan kata-kata. Terkadang kita dituntut untuk bisa mengolah
kata-kata dengan sedemikian rupa namun ternyata bahsa tubuh justru yang
memiliki andil besar dalam menentukan efektifitas sebuah komunikasi. Ini
menunjukan bahwa komunikasi nonverbal memang lebih berpengaruh terutama dalam
bisnis dibandingkan dengan komunikasi verbal.
Kesimpulannya
dalam sebuah bisnis jelas diperlukan sebuah komunikasai yang efektif, baik itu
komunikasi verbal maupun nonverbal. Namun prosentasi nonverbal dalam bisnis
lebih dominan adanya karena komunikasi nonverbal memberikan dampak mendalam kepada
konsumen tatkala dikomunikasikan sebuah produk bisnis yang jelas akan berdampak
pada efek yang dihasilkan dari komunikasi itu sendiri apakah akan berdampak
positif ataupun negatif.
Daftar
Pustaka
Curtis, Dan B, dkk. 2002. Komunikasi Bisnis dan Profesional.
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Offset Bandung
Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi
Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Setiati, Eni. 2005. Tujuh Jurus Memulai Usaha. Yogyakarta:
CV Andi Offset
Umar, Huisen. 2003. Studi Kelayakan
Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Adelia. 2010. Komunikasi Bisnis. Diunggah dari: http://adeliaa08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/komunikasi-bisnis/ pada hari Selasa tanggal 4 desember 2012
pukul 15.11
Pengantar Komunikasi Bisnis. 2012. Diunggah dari : http://faculty.petra.ac.id/ido/courses/komunikasi_bisnis.htm
pada hari Selasa tanggal 4 desember 2012
piukul 15.12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar