Minggu, 14 April 2013

Ringkasan Buku Komitmen Muslim Sejati Karya Fathi Yakan


Kita muslim? Ya benar adanya. Warisan juga memang tidak salah. Tetapi ketika sudah mengetahui seperti ini, tentu tidak serta merta menerima semua itu begitu saja. Ketika kita mengaku muslim tentu kita akan mencari ini dan itu, mengapa begini dan mengapa begitu. Dalam bab pertama dalam buku “Komitmen Muslim Sejati”  seseorang yang mengaku muslim tentu tidak hanya cukup dilisannya saja tetapi juga harus mengislamkan aqidah, ibadah, akhlak, keluarga, rumah tangga, kita juga harus mengalahkan nafsu, dan harus juga meyakini bahwa masa depan adalah milik Islam.
Beraqidah, jelas aqidah yang lurus yang juga memuat beragam konsekuensi diantaranya menyakini pencipta alam adalah Allah, mengimani bahwa tidak ada yang diciptakan sia-sia, mengimani Nabi, Rasul, dan kitab-kitab-Nya, meluruskan tujuan hidup untuk beribadah kepada-Nya, meyakini balasan untuk orang mukmin adalah surga dan untuk orang kafir adalah neraka, menanamkan dalam hati bahwa manusia melakukan kebaikan dan kejahatan dengan ikhtiar dan kehendak-Nya, meyakini ketetapan syariat adalah hak Allah yang tidak boleh dilanggar, mengetahui nama dan sifat Allah, bertafakur mengenai ciptaan Allah, senantiasa menginternalisasikan bahwa sifat-sifat Allah berbeda dari makhluk-Nya, senantiasa takut pada-Nya, mengingat-Nya, cinta, tawakal, menggantungkan diri, bersyukur, menyadari pengawasan-Nya, dan selalu beristigfar memohon ampun pada-Nya.
Perihal  ibadah tentu saja ibadah kita harus dijaga untuk selalu hidup, khusyuk, menghadirkan hati, juga memperbanyak jumlahnya baik dalam hal ibadah sunnah maupun wajib. Sedangkan dalam membina akhlaq islami kita tentu selalu menjaga diri dari perkara yang masih abu-abu (syubhat), senantiasa menjaga pandangan dan lidah, menjadi orang pemaaf, sabar, jujur, rendah hati, dermawan, pemurah, menjaga rasa malu, menjauhi prasangka buruk kepada sesama, dan menjadi teladan yang baik.
Berislam tentu tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi kita harus juga mengislamkan lingkungan sekitar termasuk keluarga dan rumah tangga kita. Dalam keluarga yang berbingkai pernikahan terdapat tanggung jawab pernikahan meliputi sebelum pernikahan yakni niat pernikahan yang harus dilaksanakan semata-mata karena Allah, hendaknya tujuannya pernikahan karena Allah, memilih pendamping hidup, dan berhati-hati jangan sampai melanggar perintah Allah dalam pernikahan, dan tentu takut kepada murka dan hukum-Nya. Setelah pernikahan tentu tanggung jawab menjadi semakin berat terutama dalam hidup bersama dan mendidik anak.
Indikator kelima yang harus dimiliki oleh seorang muslim adalah mengalahkan hawa nafsunya sendiri, karena syetan tentu tidak akan berhenti menggoda umat manusia hingga akhir kiamat. Untuk itu harus senantiasa membentengi diri karena setan dari sepuluh pintu yang bisa saja menggelincirkan kita kapan saja.
Dan tentu apabila telah memenuhi kelimanya terpenuhi kita harus yakin bahwa masa depan adalah milik islam, karena islam memiliki sistem terdepan dibandingkan dengan sistem buatan manusia yang lainnya, karena islam memberi kemampuan untuk menampung segala problematika kehidupan apalagi jika melihat kebobrokan sistem yang ada saat ini.
Pada bab dua pada buku ini kita diberikan penjelasan bahwa setiap kita adalah aktivis untuk agama kita ini. Kita harus hidup untuk Islam karena ada tiga golongan manusia yang hidup di dunia ini yakni ia yang hidup untuk dunia, golongan yang tercampakkan dunia dan akhirat, dan golongan yang dunia sebagai lahan bagi kehidupan akhirat. Semoga saja kita termasuk pada golongan yang ketiga yang menghibahkan hidup untuk islam, dengan mengetahui tujuan hidup, mengetahui nilai akhirat yang amat tinggi, menyadari bahwa kematian pasti datang dan kita harus mengambil pelajaran darinya, disamping itu kita juga harus mengetahui hakikat Islam dan jahiliah.
Semoga kita senantiasa teguh dalam melaksanakan ajaran-ajaran islam, memiliki kepedulian terhadap kemaslahatan Islam, bangga dengan kebenaran dan yakin kepada Allah, dan senantiasa konsisten dalam memperjuangkan Islam agar kita digolongkan kepada orang-orang yang hidup untuk Islam. Karena apa? Karena memperjuangkan Islam adalah prinsipil, wajib, kebutuhan darurat, kewajiban individu maupun kolektif, dan yang lebih penting bahwa barangsiapa yang berjihad, sesungguhnya ia berjihad untuk dirinya sendiri.
Kefahaman tentang misi, karakter, dan perlengkapan juga sangat diperlukan bagi orang-orang yang mengaku dirinya berafiliasi dengan Islam. Misi pergerakan Islam adalah menghambakan manusia kepada Allah Swt. Sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat, dengan memperjuangkan tegaknya masyarakat Islam yang mengambil hukum-hukum dan ajaran-ajaran dari Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya. Tentu misi global ini ditunjang oleh banyak misi pada bidang-bidang kehidupan yang lainnya. Sementara karakteristik dasar pergerakan Islam yakni merupakan pergerakan yang bercorak ketuhanan, independen, progresif, komfrehensif, dan sebisa mungkin menjauhi perselisihan fiqih. Untuk mewujudkan pergerakan ini tentu dibutuhkan perlengkapan-perlengkapan untuk menunjangnya, diantaranya diperlukan orang-orang yang memiliki keimanan yang mendalam, kuat, suci, dan kekal, meyakini jalan yang ditempuh, meyakini persaudaraan serta hak-hak dan kesakralannya, meyakini agung dan besarnya pahala, dan yang paling penting dia meyakini diri mereka sendiri.
Poros-poros perjuangan Islam pun jangan sampai dilupakan karena poros perjuangan Islam yang meliputi tiga hal sangat menentukan kesuksesan Islam. Pertama kejelasan tujuan, kejelasan jalan, dan komitmen terhadap jalan Rasul Saw. Juga harus diperhatikan persyaratan baiat dan keanggotaan, bahwa kita mengutamakan kualitas bukan kualitas, mengetahui baiat, ketaatan,  dan hukumnya. Sementara rukun-rukun baiat meliputi kefahaman, keikhlasan, amal, jihad, pengorbanan, ketaatan, keteguhan, dedikasi, dan persaudaraan.
Perlu menjadi penekanan juga bahwa aktivis Islam, Kita berjuang hanya karena Allah dan berjihad di jalan-Nya, bahwa perjalanan ini panjang dan berat, serta bahwa surga itu dikelilingi oleh berbagai hal yang tidak mengenakan sedangkan neraka dikelilingi dengan berbagai kesenangan.
Jalan ini tidak mungkin mampu ditempuh oleh manusia yang cengeng yang haya dengan embusan angin sepoi-sepoi pipinya terluka dan hanya karena sentuhan sutra jari-jemarinya berdarah. Jalan ini tidak mungkin mampu ditempuh oleh orang yang cemas akan masa depan rezeki dan kehidupannya.
Jalan ini tidak mungkin mampu ditempuh oleh orang yang hobinya bermain-main dan bersenang-senang, hatinya sempit, dan kekuatannya keropos. Juga siapa saja yang tidak mampu bersabar terhadap siapa saja yang tidak mampu bersabar terhadap satu perkataan, apalagi terhadap celaan,. Juga orang yang bangga dengan pendapatnya sendiri, yaitu orang bodoh, namun ia tidak tahu bahwa dirinya bodoh. Juga orang yang tidak mau menerima keputusan bersama dan memegang pendapat jamaah.
Ia merupakan jalan untuk membersihkan dan menyucikan diri, jalan kasih sayang dan kemuliaan, jalan kesabaran yang panjang, jalan ketulusan dan kemuliaan, serta jalan kejujuran dan keikhlasan. Jalna dengan karakteristik semacam ini tidak mungkin ada yang bisa bertahan didalamnya selain orang-orang beriman yang hati mereka terikat dengan Allah, orang-orang yang jiwa mereka memandang Allah Yang Maha Esa dan Ash Shamad (Allah Tempat memohon).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar