Sabtu, 10 November 2012

Negara yang Kuat


NEGARA YANG KUAT
Negara yang kuat tidak selalu hanya diidentikan dengan armada militer maupun pasukannya. Pun tidak bisa dibuktikan dengan berapa banyak negara jajahannya di masa lalu. Apalagi negara yang mengatasnamakan perdamaian namun melukai negara lain dengan paham-paham yang sesungguhnya sangat dipaksakan.
Negara kuat juga bukan negara yang ditakuti lagi dibenci, tetapi merupakan negara yang disegani dan dihormati. Bukankah kejahatan pada kemanusiaan takkan bisa membuat negara lain menjadi suka? Malah sebaliknya, ia dapat melukai dan menumbuhsuburkan benih-benih benci.
Keseganan negara lain pada negara kuat ini tentu bukan tanpa dasar. Menumbuhkan keseganan orang tentu kita harus mampu mengelola beragam kemampuan atau kapasitas. Banyak hal yang menganggap kebesaran atau kekuatan harus ditunjukan dengan arogansi senjata. Namun pada dasarnya itu sangat bertolak belakang dengan realita yang ada saat ini.
Amerika Serikat contohnya, ia merupakan peringkat pertama militer dunia dengan angkatan laut dan udara terkuat didunia (secara jumlah), yaitu sebanyak 1559 untuk Angkatan Laut dan 18.169 mesin perang untuk Angkatan Udara. Selain mempunyai alat utama sistem persenjataan paling canggih, alat-alat persenjataan Amerika ditunjang dengan personilnya yang juga diberi kemampuan-kemampuan untuk membela diri di medan peperangan. Saat ini personil yang aktif dalam militernya sebanyak 1,3 juta personil. Amerika Serikat juga salah satu negara yang banyak memproduksi senjata dan pemasok senjata bagi negara lain.
Hebat sekali memang, tapi untuk apa kelengkapan armada militer itu jika lawan yang harus mereka hadapi sangat banyak dan tak kalah dalam bidang persenjataannya. Kehebatan dalam kelengkapan militer memang patut diacungi jempol, tetapi tentu tidak hanya sampai sisitu, kekuatan tanpa disegani menurut hemat saya pun tak berarti. Keseganan akan muncul karena penghormatan dan bagaimana suatu negara akan dihormati jika ia banyak dibenci, dicaci, bahkan dimusuhi.
Peristiwa 11 September misalnya. Adalah serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. pada 11 September 2001. Pada pagi itu, 19 pembajak, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini. Tragedi ini bisa menjadi indikator bahwa tentu kekuatan suatu bangsa yang hanya merujuk pada arogansi senjata sangat mungkin menimbulkan efek yang sangat buruk. Bukan hanya bagi bangsa itu sendiri, juga bangsa-bangsa lainnya.
Kekuatan negarapun bisa kita lihat dari sumber daya alam yang dimilikinya, karena bagaimanapun sumber daya alam merupakan pemberian dari Tuhan yang apabila dimanfaatkan secara maksimal akan memberikan kekuatan yang luar biasa bagi negera itu sendiri. Rusia misalnya, Rusia adalah negara terkaya dunia untuk SDA, memimpin semua negara untuk cadangan gas alam dan kayu. Luasnya negara itu merupakan berkah, meskipun berbiaya tinggi karena transportasi ekonomis untuk pipa gas dan kereta api untuk distribusi kayu, yang secara signifikan mahal untuk dibangun.
Selain memiliki cadangan gas dan kayu yang besar, Rusia punya cadangan batu bara terbesar kedua dan cadangan emas terbesar ketiga dunia. Selain diperkirakan memiliki cadangan logam langka terbesar kedua dunia, meski saat ini tidak sedang ditambang.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga dapat dimasukan sebagai indikator kekuatan sebuah negara. Jurnal Newscientist edisi Kamis (18/2) memuat hasil penelitian Science-Metrix, sebuah perusahaan di Motreal, Kanada yang melakukan evaluasi atas perkembangan dan produk ilmu pengetahuan serta teknologi di berbagai negara. Dalam laporan hasil penelitiannya, Science-Metrix menyebutkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di negara Iran sebelas kali lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.  Perkembangan teknologi di Iran pada tahun ini sangat cepat bahkan melampaui negara China yang oleh dunia diakui cemerlang dalam bidang sains. Meski lebih dari 30 tahun diembargo Barat, Iran telah melakukan langkah besar di berbagai sektor, termasuk sektor ruang angkasa, nuklir, kedokteran, penelitian tentang sel dan kloning.
Tak dapat dipungkiri bahwa, seberapa kaya sumber daya alam dan energi suatu negara jika tidak diimbangi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi negara itu akan tertinggal. Pun demikian apabila suatu negara hanya mengandalkan kekayaan sumber daya alam saja tanpa ditopang dari kualitas sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kekayaan itu hanya sekedar kekayaan saja, tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu perkembangan ilmu pengetahuan sangat diperlukan untuk melihat kekuatan suatu negara.
Kekuatan militer, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kekayaan sumber daya alam tentu akan mendukung kekuatan suatu negara. Dan tak kalah pentingnya adalah kemampuan menejerial pemimpin dalam mengelola negara itu sendiri negara dapat aman, damai, dan sejahtera tentu harus dikelola secara profesional. Rawannya konflik menunjukan bahwa pengelolaan negara relatif rendah sedangkan kondisi aman menunjukan bahwa kekuatan menejerial pemimpin negara itu baik berupa raja, presiden maupun perdana mentri tergolong baik.
Kekuatan suatu negara sangat bergantung pada pimpinannya. Katakanlah Indonesia menjadi salah satu negara yang ditakuti di Asia, dan digadang-gadangkan akan menjadi maccan asia ketika Indonesia dipimpin oleh Ir. Soekarno. Pemimpin yang sangat kharismatik dan disegani banyak pemimpin dunia. Hal serupa juga sempat kita rasakan ketika Indonesia dipimpin oleh Muhammad Soeharto, namun sayang beragam krisi moneter dan korupsi menggagalkan kemajuan yang luar biasa itu.
            Selain pemimpinnya warga negara yang menempati wilayahnya pun ikut andil besar. Wisatawan yang berkunjung tentu akan merasakan kenyamanan yang luar biasa apabila berkunjung ke negara-negara dengan tingkat keramahan yang tinggi. Indonesia misalnya, menempati posisi teratas dalam kategori negara paling ramah di dunia disusul oleh negara Fiji, Irlandia, Malawi, dan Samoa.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah, terkenal dengan keramahan penduduk dengan berbagai macam perbedaan. Kekayaan budaya menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Spot wisata laut, pegunungan dan wisata kota mudah dijumpai. Dengan segala kekayaan budaya setiap daerahnya, Indonesia menjadi negara dengan kota paling banyak menjalin Sister City dengan beberapa negara di dunia. Merebaknya kasus teroris sedikit mencorena nama Indonesia sebagai negara aman di kunjungi, walaupun tidak melunturkan sebagai negara dengan penduduk paling ramah di dunia. Bahkan salah satu badan survei dunia menobatkan Indonesia menjadi the smilling country, disitu disebutkan bahwa Indonesia mendapat nilai hampir sempurna 98% untuk level dan kemurahan hati juga 98% untuk greeting atau pemberian salam.
Terkesan sepele memang hanya sebuah senyuman atau pengucapan salam, namun lihatlah dampaknya peningkatan wisatawan asing, menambah devisa negara, dan dapat mensejahterakan warganya. Belum lagi tentu bangsa lain akan segan pada bangsa Indonesia.
Tingginya suatu kebudayaan dapat juga menjadi suatu kekuatan di dalam suatu negara. Hasil daya cipta, karsa, dan karya manusia baik itu berbentuk pola tingkah laku, barang seni, maupun tempat-tempat wisata, dapat dijadikan daya tarik untuk mempromosikan pariwisata negara itu sendiri, katakanlah Paris. Hampir semua orang setuju bahwa Perancis merupakan negara yang maju, dengan ekonomi terbesar keenam di dunia. Merupakan negara yang paling banyak dikunjungi di dunia, menerima 76,8 juta turis asing per tahun. Berbagai lokasi tujuan wisata menarik banyak terdapat di negara ini. Salah satu diantaranya yang juga menjadi simbol kota Paris adalah menara Eiffel. Perancis adalah salah satu negara pendiri Uni Eropa, dan memiliki wilayah terbesar dari semua anggota. Slah satu Kota yang juga menjadikan negara ini sebagai tempat yang paling dikunjungi adalah Paris.  Dengan 18 juta pengunjung asing per tahun. Paris memiliki banyak sebutan diantaranya pusat mode dunia, kota yang romantis dan eksotis, Paris mendominasi pariwisata dunia. Dan telah meraup pendapatan 10 miliar euro untuk tahun 2011 dan mungkin akan bertambah lagi untuk tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.
Pariwisatapun tentu harus didukung dengan keamanan dan stabilitas negaranya. Bagaimana mungkin wisatawan akan tertarik pada suatu negara yang tidak aman dan penuh dengan kerusuhan dan konflik. Tentu para pelancong memilih negara-negara indah dengan stabilitas yang tinggi. Katakanlah saat ini negara paling dalai di dunia saat ini adalah Islandia  dan negara yang paling didak aman adalah Somalia di karenakan konflik yang tak kunjung usai. Kedua negara ini tentu berbeda dan dampak pada aspek lainnya pun jelas akan berlainan pula.
Beragam aspek dibutuhkan untuk melihat dan mewujudkan negara yang kuat. Dari mulai aspek stabilitas, militer, kebudayaan, politik, dan ekonomi, hingga kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia, tak mungkin dilupakan juga kini bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satu indikator yang dapat dijadikan penentu kekuatan suatu negara.
Kekautan-keutan negara ini bukan hanya dimaknai sebagai kekuatan untuk ‘menakuti’ negara lain namun kita harus lebih jeli untuk mencermati bahwa kekauatn suatu negara dibutukan untuk mempertahankan diri dan juga mengayomi negara lain agar terwujud stabilitas dan integrasi masyarakat dunia yang kita harapkan bersama.
Begitu pula untuk Indonesia. Semoga kedepan dengan dipimpin oleh pemimpin yang amanah, dapat benar-benar mengolah sumber daya alam yang berlimbah, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945.


Sumber:
Sepandji, Kosasih Taruna. 2008. Fitrah Manusia Pembaharuan Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Bangsa Indonesia. Bandung: CV. Jayaningrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar