NEGARA YANG KUAT
Negara yang kuat tidak selalu hanya
diidentikan dengan armada militer maupun pasukannya. Pun tidak bisa dibuktikan
dengan berapa banyak negara jajahannya di masa lalu. Apalagi negara yang
mengatasnamakan perdamaian namun melukai negara lain dengan paham-paham yang
sesungguhnya sangat dipaksakan.
Negara kuat juga bukan negara yang ditakuti
lagi dibenci, tetapi merupakan negara yang disegani dan dihormati. Bukankah
kejahatan pada kemanusiaan takkan bisa membuat negara lain menjadi suka? Malah
sebaliknya, ia dapat melukai dan menumbuhsuburkan benih-benih benci.
Keseganan negara lain pada negara kuat ini
tentu bukan tanpa dasar. Menumbuhkan keseganan orang tentu kita harus mampu
mengelola beragam kemampuan atau kapasitas. Banyak hal yang menganggap
kebesaran atau kekuatan harus ditunjukan dengan arogansi senjata. Namun pada
dasarnya itu sangat bertolak belakang dengan realita yang ada saat ini.
Amerika Serikat contohnya, ia merupakan
peringkat pertama militer dunia dengan angkatan laut dan udara terkuat didunia
(secara jumlah), yaitu sebanyak 1559 untuk Angkatan Laut dan 18.169 mesin
perang untuk Angkatan Udara. Selain mempunyai alat utama sistem persenjataan
paling canggih, alat-alat persenjataan Amerika ditunjang dengan personilnya
yang juga diberi kemampuan-kemampuan untuk membela diri di medan peperangan.
Saat ini personil yang aktif dalam militernya sebanyak 1,3 juta personil.
Amerika Serikat juga salah satu negara yang banyak memproduksi senjata dan
pemasok senjata bagi negara lain.
Hebat sekali memang, tapi untuk apa
kelengkapan armada militer itu jika lawan yang harus mereka hadapi sangat
banyak dan tak kalah dalam bidang persenjataannya. Kehebatan dalam kelengkapan
militer memang patut diacungi jempol, tetapi tentu tidak hanya sampai sisitu,
kekuatan tanpa disegani menurut hemat saya pun tak berarti. Keseganan akan
muncul karena penghormatan dan bagaimana suatu negara akan dihormati jika ia
banyak dibenci, dicaci, bahkan dimusuhi.
Peristiwa 11 September misalnya. Adalah
serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York
City dan Washington, D.C. pada 11 September 2001. Pada pagi itu, 19 pembajak, membajak empat
pesawat jet penumpang. Para
pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun
waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia.
Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C.
Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan
ini. Tragedi ini bisa menjadi indikator bahwa tentu kekuatan
suatu bangsa yang hanya merujuk pada arogansi senjata sangat mungkin
menimbulkan efek yang sangat buruk. Bukan hanya bagi bangsa itu sendiri, juga
bangsa-bangsa lainnya.
Kekuatan negarapun bisa kita lihat dari
sumber daya alam yang dimilikinya, karena bagaimanapun sumber daya alam
merupakan pemberian dari Tuhan yang apabila dimanfaatkan secara maksimal akan
memberikan kekuatan yang luar biasa bagi negera itu sendiri. Rusia misalnya,
Rusia adalah negara terkaya dunia untuk SDA, memimpin semua negara untuk
cadangan gas alam dan kayu. Luasnya negara itu merupakan berkah, meskipun
berbiaya tinggi karena transportasi ekonomis untuk pipa gas dan kereta api
untuk distribusi kayu, yang secara signifikan mahal untuk dibangun.
Selain memiliki cadangan gas dan kayu yang
besar, Rusia punya cadangan batu bara terbesar kedua dan cadangan emas terbesar
ketiga dunia. Selain diperkirakan memiliki cadangan logam langka terbesar kedua
dunia, meski saat ini tidak sedang ditambang.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
juga dapat dimasukan sebagai indikator kekuatan sebuah negara. Jurnal Newscientist edisi Kamis (18/2) memuat hasil
penelitian Science-Metrix, sebuah perusahaan di Motreal, Kanada yang melakukan
evaluasi atas perkembangan dan produk ilmu pengetahuan serta teknologi di
berbagai negara. Dalam laporan hasil penelitiannya, Science-Metrix menyebutkan
bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di negara Iran sebelas kali lebih cepat
dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Perkembangan teknologi di
Iran pada tahun ini sangat cepat bahkan melampaui negara China yang oleh dunia
diakui cemerlang dalam bidang sains. Meski lebih dari 30 tahun diembargo Barat,
Iran telah melakukan langkah besar di berbagai sektor, termasuk sektor ruang
angkasa, nuklir, kedokteran, penelitian tentang sel dan kloning.
Tak dapat dipungkiri bahwa,
seberapa kaya sumber daya alam dan energi suatu negara jika tidak diimbangi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi negara itu akan tertinggal.
Pun demikian apabila suatu negara hanya mengandalkan kekayaan sumber daya alam
saja tanpa ditopang dari kualitas sumber daya manusia yang berkualitas yang
dapat memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kekayaan itu hanya sekedar
kekayaan saja, tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu
perkembangan ilmu pengetahuan sangat diperlukan untuk melihat kekuatan suatu
negara.
Kekuatan militer,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kekayaan sumber daya alam tentu
akan mendukung kekuatan suatu negara. Dan tak kalah pentingnya adalah kemampuan
menejerial pemimpin dalam mengelola negara itu sendiri negara dapat aman,
damai, dan sejahtera tentu harus dikelola secara profesional. Rawannya konflik
menunjukan bahwa pengelolaan negara relatif rendah sedangkan kondisi aman
menunjukan bahwa kekuatan menejerial pemimpin negara itu baik berupa raja,
presiden maupun perdana mentri tergolong baik.
Kekuatan suatu negara sangat
bergantung pada pimpinannya. Katakanlah Indonesia menjadi salah satu negara
yang ditakuti di Asia, dan digadang-gadangkan akan menjadi maccan asia ketika
Indonesia dipimpin oleh Ir. Soekarno. Pemimpin yang sangat kharismatik dan
disegani banyak pemimpin dunia. Hal serupa juga sempat kita rasakan ketika
Indonesia dipimpin oleh Muhammad Soeharto, namun sayang beragam krisi moneter
dan korupsi menggagalkan kemajuan yang luar biasa itu.
Selain pemimpinnya warga negara yang menempati wilayahnya
pun ikut andil besar. Wisatawan yang berkunjung tentu akan merasakan kenyamanan
yang luar biasa apabila berkunjung ke negara-negara dengan tingkat keramahan
yang tinggi. Indonesia misalnya, menempati posisi teratas dalam kategori negara
paling ramah di dunia disusul oleh negara Fiji, Irlandia, Malawi, dan Samoa.
Indonesia merupakan negara
dengan kekayaan alam yang melimpah, terkenal dengan keramahan penduduk dengan
berbagai macam perbedaan. Kekayaan budaya menjadi daya tarik utama bagi
wisatawan. Spot wisata laut, pegunungan dan wisata kota mudah dijumpai. Dengan
segala kekayaan budaya setiap daerahnya, Indonesia menjadi negara dengan kota
paling banyak menjalin Sister City dengan beberapa negara di dunia. Merebaknya
kasus teroris sedikit mencorena nama Indonesia sebagai negara aman di kunjungi,
walaupun tidak melunturkan sebagai negara dengan penduduk paling ramah di
dunia. Bahkan salah satu badan survei dunia
menobatkan Indonesia menjadi the smilling
country, disitu disebutkan bahwa Indonesia mendapat nilai hampir sempurna
98% untuk level dan kemurahan hati juga 98% untuk greeting atau pemberian
salam.
Terkesan sepele memang hanya sebuah senyuman
atau pengucapan salam, namun lihatlah dampaknya peningkatan wisatawan asing,
menambah devisa negara, dan dapat mensejahterakan warganya. Belum lagi tentu
bangsa lain akan segan pada bangsa Indonesia.
Tingginya suatu kebudayaan dapat juga menjadi
suatu kekuatan di dalam suatu negara. Hasil daya cipta, karsa, dan karya
manusia baik itu berbentuk pola tingkah laku, barang seni, maupun tempat-tempat
wisata, dapat dijadikan daya tarik untuk mempromosikan pariwisata negara itu
sendiri, katakanlah Paris. Hampir semua orang
setuju bahwa Perancis merupakan negara yang maju, dengan ekonomi terbesar
keenam di dunia. Merupakan negara yang paling banyak dikunjungi di dunia,
menerima 76,8 juta turis asing per tahun. Berbagai lokasi tujuan wisata menarik
banyak terdapat di negara ini. Salah satu diantaranya yang juga menjadi simbol
kota Paris adalah menara Eiffel. Perancis adalah salah satu negara pendiri Uni
Eropa, dan memiliki wilayah terbesar dari semua anggota. Slah satu Kota yang
juga menjadikan negara ini sebagai tempat yang paling dikunjungi adalah
Paris. Dengan 18 juta pengunjung asing per tahun. Paris memiliki banyak
sebutan diantaranya pusat mode dunia, kota yang romantis dan eksotis, Paris
mendominasi pariwisata dunia. Dan telah meraup pendapatan 10 miliar euro untuk
tahun 2011 dan mungkin akan bertambah lagi untuk tahun ini dan tahun-tahun
berikutnya.
Pariwisatapun tentu harus
didukung dengan keamanan dan stabilitas negaranya. Bagaimana mungkin wisatawan
akan tertarik pada suatu negara yang tidak aman dan penuh dengan kerusuhan dan
konflik. Tentu para pelancong memilih negara-negara indah dengan stabilitas
yang tinggi. Katakanlah saat ini negara paling dalai di dunia saat ini adalah Islandia dan
negara yang paling didak aman adalah Somalia di
karenakan konflik yang tak kunjung usai. Kedua negara ini tentu berbeda dan
dampak pada aspek lainnya pun jelas akan berlainan pula.
Beragam aspek dibutuhkan
untuk melihat dan mewujudkan negara yang kuat. Dari mulai aspek stabilitas,
militer, kebudayaan, politik, dan ekonomi, hingga kualitas sumber daya alam dan
sumber daya manusia, tak mungkin dilupakan juga kini bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi salah satu indikator yang dapat dijadikan penentu
kekuatan suatu negara.
Kekautan-keutan negara ini
bukan hanya dimaknai sebagai kekuatan untuk ‘menakuti’ negara lain namun kita
harus lebih jeli untuk mencermati bahwa kekauatn suatu negara dibutukan untuk
mempertahankan diri dan juga mengayomi negara lain agar terwujud stabilitas dan
integrasi masyarakat dunia yang kita harapkan bersama.
Begitu pula untuk Indonesia.
Semoga kedepan dengan dipimpin oleh pemimpin yang amanah, dapat benar-benar
mengolah sumber daya alam yang berlimbah, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia seperti yang diamanatkan oleh
UUD 1945.
Sumber:
Sepandji, Kosasih Taruna.
2008. Fitrah Manusia Pembaharuan
Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Bangsa Indonesia. Bandung: CV.
Jayaningrat.
http://www.antaranews.com/berita/336414/perekonomian-indonesia-paling-stabil
diakses hari Senin, 15 Oktober 2012 pukul 20.14
http://uniqpost.com/42306/negara-negara-yag-paling-sering-di-jadikan-tujuan-wisata/
diakses hari Senin, 15 Oktober 2012 pukul 20.35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar